Foto dokumentasi Editor.id
Semarang - Pojok Kalimantan.com
Dikutip dari laman Editor.id tuliskan hingga hari ini kematian dosen cantik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, Dwinanda Linchia Levi masih diliputi misteri dan penuh teka-teki. Apakah kematiannya memang murni sakit ataukah sengaja dibunuh.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jateng Kombes Dwi Subagio mengatakan hasil autopsi dari RSUP Dr Kariadi Semarang saat ini sedang dianalisis.
Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) mengungkap hasil autopsi telah keluar. Namun belum bisa dipastikan penyebab kematian. Hasil tersebut kini menjadi bahan pendalaman dalam proses penyidikan.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jateng Kombes Dwi Subagio mengatakan hasil autopsi dari RSUP Dr Kariadi Semarang saat ini sedang dianalisis.
Penyidik juga masih menunggu hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik (Labfor) terkait aspek forensik lainnya.
“Proses saat ini, kami sudah mendapatkan hasil autopsi dari RSUP Dr Kariadi. Saat ini sedang dalam pendalaman. Kami juga menunggu hasil dari Labfor, terkait forensik dan lainnya,” ujar Kombes Dwi di Mapolda Jateng, Selasa, 2-12-2025 sebagaimana dilansir dari jpnn.com.
Menariknya penyidik kini memperluas penelusuran dengan memeriksa istri sah AKBP Basuki. Setelah sebelumnya penyidik juga telah memeriksa perwira berpangkat melati dua itu sebagai saksi kunci dalam kasus kematian dosen Levi. Ada apa istri Basuki diperiksa?
“Untuk pemeriksaan terhadap saudara B ini sudah kami lakukan, termasuk terhadap istrinya,” katanya.
Kombes Dwi menegaskan bahwa penyidik masih mengumpulkan alat bukti sebelum menentukan langkah menetapkan tersangka. Gelar perkara akan dilakukan setelah keseluruhan bukti dinilai cukup.
“Saat ini kami masih mengumpulkan alat bukti yang memperkuat. Jika sudah lengkap, kami akan lakukan gelar perkara sesuai mekanisme,” ujarnya.
Menurutnya, penyidik telah meminta keterangan dari seluruh pihak yang diduga terkait, termasuk pihak rumah sakit, pengelola kostel tempat korban ditemukan dan saksi lainnya.
“Semua pihak yang terkait dengan kematian doden Untag ini kami mintai keterangan,” ujar Kombes Dwi.
Kepergian akademisi berprestasi berusia 35 tahun itu sempat memicu sorotan publik setelah terungkap ia berada satu kamar dengan seorang perwira Polri.
Bahkan tercatat satu Kartu Keluarga (KK) dengan saksi kunci tersebut. Hal ini memunculkan sederet kejanggalan yang kini tengah diselidiki kepolisian.
Dwinanda Ditemukan Tewas Tanpa Busana
Dosen Untag Semarang Dwinanda Linchia Levi ditemukan tewas dalam kondisi tanpa busana di lantai kamar hotel di Jalan Telaga Bodas Raya No.11 Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang pada Senin 17 November pukul 05.30 WIB.
Saat ditemukan, Levi tidak sendirian. Di dalam kamar yang sama terdapat seorang pria berinisial Basuki (56).
Belakangan diketahui, pria yang berada di kamar tersebut adalah seorang anggota Polri berpangkat AKBP, yang menjabat sebagai Kasubdit Pengendali Massa (Dalmas) Direktorat Samapta Polda Jawa Tengah.
AKBP Basuki juga menjadi orang pertama yang melapor ke Polsek Gajahmungkur setelah mendapati korban sudah tidak bernyawa.
Kepada pihak kepolisian, perwira menengah ini mengaku sebagai teman dekat Levi dan sudah mengenalnya sejak masa kuliah.
Meski belum ada kesimpulan pidana, AKBP Basuki sudah menerima sanksi penempatan khusus (patsus) selama 20 hari.
Hasil gelar perkara menyebut dia diduga melanggar kode etik karena tinggal serumah dengan seorang wanita tanpa ikatan pernikahan.
Tidak Ada Unsur Asmara, Basuki Tegaskan Hubungan Hanya Pertemanan
Menanggapi kecurigaan publik, Basuki menegaskan tidak ada hubungan asmara antara dirinya dan Levi. Ia menyebut Levi seorang perempuan yang belum menikah, tetapi mereka hanya berteman sejak lama.
Fakta Mengejutkan: Levi Hidup Sebatang Kara
Setelah kabar kematian Levi viral, sebuah akun TikTok bernama @dididwi6 mengunggah ucapan duka cita untuk Levi. Di kolom komentar, seorang netizen mengungkap fakta mengejutkan bahwa Levi hidup sebatang kara selama merantau di Semarang.
Menurut informasi tersebut, ketika pihak kampus menghubungi keluarga Levi terkait pemulasaraan jenazah, keluarga justru menyerahkan seluruh tanggung jawab kepada pihak kampus. Karena itu, proses salat jenazah Levi akan sepenuhnya dilakukan di lingkungan.
Redaksi


