Foto dokumentasi Repelita
Jakarta, Pojokkalimantan.com
Sebelumnya, media Repelita Prima Medya memberitakan tentang unggahan Sebuah rekaman video yang menampilkan Hasnaeni Moein, yang lebih dikenal dengan sebutan Wanita Emas, mengungkapkan pengalaman penyiksaan serta pemerasan selama berada di Rumah Tahanan Pondok Bambu, telah menyebar luas dan menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial.
Rekaman berdurasi sekitar satu menit tiga belas detik itu memperlihatkan Hasnaeni, yang merupakan narapidana dalam kasus korupsi dan sedang menjalani masa hukuman di fasilitas tahanan di wilayah Jakarta Timur, menyampaikan keluhan tentang perlakuan buruk berupa pemukulan fisik.
Diduga, aksi pemukulan tersebut dilakukan oleh kepala rumah tahanan.
Selain itu, ia juga menyatakan adanya pemerasan dari beberapa petugas sipir serta belum menerima jatah makanan yang seharusnya.
"Saya Hasnaeni, saya sedang dihukum oleh kepala rutan, saya tidak boleh keluar kamar, saya dihukum dan dari kemarin tidak dikasih makan, trus saya dikunci dari luar kamar. Sekarang saya berada di luar dan ada di pengadilan Tipikor untuk menandatangani surat PK saya," kata Hasnaeni dalam videonya yang dikutip Kamis (4/12/2025).
"Saya lagi dihukum oleh kepala rutan, tolong bantu saya, saya tidak banyak waktu menggunakan handphone ini, tolong saya belum dikasih makan, sedangkan kondisi saya saat ini sedang sakit," lanjutnya.
Tidak hanya rekaman video, tersebar pula gambar berupa foto selembar kertas yang diduga berisi urutan kejadian yang dialami oleh Wanita Emas dalam masalah yang sedang dihadapi.
Dalam catatan yang ditulis menggunakan pena bertinta biru tersebut, terdapat sembilan butir penjelasan yang disampaikan, berikut isi salinan tulisan tangan yang dikemukakan.
Kronologis kejadian.
1. Saya butuh dokter untuk melakukan visum, saya ditempeleng kepala tutan dan dicekik leher saya, dan saya dipukulin kepala rutan, di bon mana tempat yang tidak ada CCTV.
Memarnya sudah hilang saya kasih salep, tapi badan saya masih sakit semua.
2. Kalau petugas kita kasih uang semuanya lancar didalam tahanan.
3. Semua SOP dilanggar, bukti terlampir dan semua barang bukti dihilangkan oleh kepala rutan.
4. Saya juga butuh diobservasi oleh dokter psikiater sebab saya mengalami goncangan yang sangat luar biasa.
5. Sodara Joko hampir saja membunuh saya, untung saja banyak petugas yang menghalangi pas kejadian dan saya melarikan diri. Bukti terlampir CCTV.
6. Pungli sangat kuat, kalau saya tidak kasih uang ke mereka saya dipersulit dalam semua hal oleh pegawai rutan.
7. Saya tidak berani balik ke rutan, katanya kalau saya bicara ke media mereka akan eksekusi saya. Saat sekarang saya mengalami ketakutan yang sangat luar biasa.
8. Saya meminta perlindungan hukum ke Pak Menteri, dan kepada Kapolri, kepada HAM, Komnas Perempuan dan LPSK.
9. Sebab mereka berkonspirasi barang bukti disita oleh mereka, dirampas dan saya ditarik. Tertanda dr Hj Hasnaeni.
Terkait dengan rekaman video serta pernyataan tertulis yang disampaikan oleh Hasnaeni, Kepala Keamanan Rumah Tahanan Pondok Bambu, Nur Mariyana Putri, justru menyangkal seluruh isinya.
Menurutnya, segala yang diutarakan dan dicatat tersebut tidak sesuai dengan fakta.
"Tidak benar apa yang disampaikan yang bersangkutan," kata Mariyana, dikutip Kamis (4/12/2025).
Hanya saja, Mariyana mengakui bahwa sanksi yang disebutkan oleh Hasnaeni memang diterapkan.
Hal itu karena yang bersangkutan kedapatan menggunakan telepon genggam. Sehingga ia dipindahkan ke ruang isolasi sebagai konsekuensi dari pelanggaran tata tertib.
"Tapi untuk makan yang disebut tidak diberikan makan itu tidak benar, ia tetap diberikan makanan sama seperti warga binaan lainnya yang ada didalam Rutan Pondok Bambu," pungkas Mariyana.
Kamis, 4 Desember 2025
Sumber; Repelita.com
Editor: 91224 R-ID Elok
Redaksi//Delova


