Pelayanan Medis RSUD Sekadau di Keluhkan! Seorang Anak di Gigit Anjing di Arahkan ke RSUD Sanggau Dengan Alasan VAR Habis

Pojok Kalimantan
Jumat, 15 Agustus 2025, 10.09.00 WIB Last Updated 2025-08-15T05:02:32Z

Foto RSUD Sekadau dan
foto balita yang digigit anjing.


PoKal - Sekadau

Pelayanan RSUD Sekadau dikeluhkan dan dianggap buruk, karena tidak tersedianya Vaksin Anti Rabies (VAR) dan itu dapat menjadi masalah serius, terutama jika pasien telah digigit hewan yang berpotensi terinfeksi rabies. 


Kemarin, Kamis 14 Agustus 2025 seorang anak balita usia 2 tahun 11 bulan di gigit seekor anjing dibeberapa bagian pahanya di Gang Sentapang jalan Rawak desa Sungai Ringin kecamatan Sekadau Hilir kabupaten Sekadau, Kalbar.


Begitu mengetahui si anak tergigit seekor anjing, sang ibu langsung membawa anaknya ke RSUD Sekadau dengan harapan untuk mendapatkan pertolongan. Namun sesampainya di RS yang dituju, ibu ini sontak kaget dan sangat kecewa atas penjelasan petugas medis RS Sekadau yang menyebutkan jika stok VAR tidak ada alias kosong.

"Maaf ibu, stok vaksin kita lagi kosong dan coba dibawa ke RSUD Sanggau, siapa tau disana ada stoknya," ungkap para petugas medis ke ibu korban.


Sebagai orang tua, saya sangat sedih dan kecewa, kok sekelas rumah sakit umum bisa kehabisan stok vaksin rabies? Sementara vaksin itu kan sesuatu yang sifatnya sangat urgen dan vital, ungkap ibu ini kepada media ini.

Terus terang saya sangat kecewa dengan pelayanan petugas medis RS Sekadau ini, ucapnya kesal.


"Coba di ngertiin perasaan saya  seorang ibu bagaimana ya, kasihan anak saya yang masih kecil menahan perih harus saya bawa jauh ke Sanggau untuk mencari vaksin", ucapnya pilu.


Ternyata usaha dan perjuangan ibu ini tidak berhenti sampai disitu.

Setibanya di IGD RSUD Sanggau, harapan untuk mendapatkan pelayanan pupus begitu saja.

"Setelah sampai di RSUD Sanggau, saya pikir anak saya bisa langsung ditangani dengan baik, ternyata masih mengalami kepedihan."


Sebab, dokter dan perawat sebutkan "maaf ibu kami tidak bisa memberikan vaksin rabies, karena ibu bukan warga kabupaten Sanggau, jadi vaksin ini khusus untuk warga Sanggau saja, ungkap petugas medis sambil menyebutkan bahwa itu adalah perintah Bupati Sanggau."


Coba bayangkan bagaimana perasaan saya seorang ibu mendengar jawaban seperti itu. Pertanyaan saya, "apakah ada aturan yang membatasi pasien untuk mendapatkan pelayanan perobatan? Padahal kami masih warga negara Indonesia yang juga masih dalam lingkup Provinsi kalimantan Barat, ini masalah keselamatan nyawa manusia loh, kenapa bisa seperti ini?


Seandainya itu kebijakan Bupati, kenapa kebijakan ini dibuat tanpa mempertimbangkan sisi kemanusiaan? Apakah karena kebijakan itu, mereka rela membiarkan nyawa manusia melayang begitu saja? Apakah SOP itu sebegitu menakutkannya bagi kalian tenaga medis sampai mengesampingkan keselamatan nyawa orang lain? Sungguh kebijakan yang patut dipertanyakan dan ini tentunya sangat merugikan masyarakat.!


Perlu saya jelasin disini ya, untung saya masih mampu berpikir dan mengingat bahwa saya punya beberapa teman. Kemudian saya coba nelepon beberapa teman saya sambil menjelaskan kronologi kepedihan yang kami alami. Saya ceritakan kepada salah seorang teman saya itu supaya dia bisa bantu menghubungi pihak rumah sakit, dan jawaban kawan saya, nanti dirinya akan mencoba menghubungi direktur RSUD dan juga bapak Bupati Sanggau.


Ditengah kepedihan hati, dengan berlinang airmata saya terus berdoa sambil menggendong anak saya ini masih posisi di teras rumah sakit tadi malam sambil menunggu satu keajaiban datang semoga anak saya bisa mendapatkan vaksin, tutur ibu ini ke media Pojok Kalimantan.com via telepon.


Tuhan sungguh baik, berselang beberapa menit doa saya dijawab Tuhan. Tiba-tiba datang seorang dokter sambil berlari menghampiri kami di teras rumah sakit sambil berkata, ibu...ibu.. ibu pasien yang dari Sekadau ya? Maaf bu, ternyata bisa kok kita kasih vaksin ke anak ibu, silahkan bawa anaknya masuk biar langsung kita tangani, kata si dokter sambil menangani anak saya, terang ibu ini.


Tuhan memang maha baik, untungnya kami tidak langsung pulang ke Sekadau, sempat kami langsung pulang, tidak tau lagi bagaimana keadaan anakku ini, ungkap ibu ini sembari mempertanyakan pelayanan RSUD Sekadau, kok bisa stok vaksin anti rabies tidak ada?


Untuk RSUD Sanggau juga kok pelayanan untuk Vaksin Anti Rabies  hanya untuk warga Sanggau saja? Saya berharap kedepannya supaya pelayanan kepada masyarakat bisa diperbaiki, dan bisa lebih mengedepankan sisi kemanusiaan ketimbang SOP. 


"Karena yang namanya pelayanan publik khususnya dibidang Kesehatan sangat melekat dengan yang namanya kemanusiaan."  Faktanya, kepekaan petugas untuk sisi kemanusiaan itu masih sangat jauh dari yang diharapkan masyarakat, dikarenakan lebih takut pada kebijakan yang kadang-kadang tidak masuk akal dan logika. 


Padahal semua yang namanya instansi pelayanan publik terlebih di bidang medis itu diperuntukkan untuk melayani masyarakat dalam kondisi apa pun, bukan malah masyarakat yang harus ngemis dan nangis-nangis baru bisa dilayani. Mohon diperbaiki, tegasnya!


Oh ya, "saya sempat berpikir, bagaimana seandainya kasus seperti ini terjadi kepada warga (dari kampung) yang tidak mengerti apa-apa? Masih beruntung saya punya teman yang bisa membantu disaat saya mengalami persoalan seperti ini," pungkas ibu ini.


Pagi Jum'at 15 Agustus 2025, media ini mencoba mengkonfirmasi terkait apa yang dialami ibu dari anak yang digigit seekor anjing yang mengatakan bahwa stok vaksin VAR lagi kosong kepada kepala dinas Kesehatan, PP dan KB kabupaten Sekadau, Henry Alpius via WhatsApp.


Kepala dinas menjawab dan memastikan bahwa stok VAR masih ada!


Ada bang di dinkes dan puskesmas ada, saya kurang mengetahui kalau di RSUD seharusnya mereka minta dan mengamprah vaksin ke gudang farmasi kalau habis, memang keadaan stock vaksin var ini tergantung ketersediaan stock vaksin propinsi, kami selalu jaga ketersediaan di dinkes bila mulai habis kami selalu ajukan ke propinsi.


Dan lagi bang mohon juga di himbau pada masyarakat untuk hewannya juga di vaksin oke sekarang banyak gigitan ini justru oleh anjing dan kucing peliharaan masing-masing. Jadi intinya vaksin VAR ini betul-betul kami siapkan untuk masyarakat yang membutuhkan, terang Henry.


Henry mengimbau kepada seluruh masyarakat supaya selalu berhati-hati terhadap hewan peliharaan (anjing dan kucing). Apabila punya hewan tersebut tolong segera di vaksin guna mengantisipasi dari segala kemungkinan. Lanjut Henry, karena kasus yang sering terjadi itu justru digigit anjing atau kucing peliharaan sendiri dan mohon diperhatikan, pesan Kadis mengimbau seluruh masyarakat kabupaten Sekadau.


Redaksi/Delova

Komentar

Tampilkan

  • Pelayanan Medis RSUD Sekadau di Keluhkan! Seorang Anak di Gigit Anjing di Arahkan ke RSUD Sanggau Dengan Alasan VAR Habis
  • 0

Terkini